Di Indonesia, endapan batu bara yang
bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat
Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan
batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen
atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu
geologi.
Endapan batu bara Eosen
Endapan
ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier
Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan
Kalimantan.Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda,
dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga
Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa
pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier
Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur
dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia. Lingkungan
pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil,
kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Endapan batu bara Miosen
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada
Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi
transgresi marin pada kawasan yang luas dimana terendapkan sedimen marin
klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan
kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun
Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan
Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan
Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis
ditambang di Cekungan Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar