Sabtu, 25 April 2015

Intan


Intan merupakan salah satu mineral yang hanay tersusun oleh satu unsur tunggal (native element) Karbon yang membentuk ikatan kovalen.   Secara artistic, mineral intan merupakan acuan keindahan sebagai batu perhiasan. Kilau pantulan dan transmisi cahaya yang melewati material bening dari intan akan menghasilkan pendaran cahaya indah seperti diperlihatkan pada Gambar 1.1. Keistimewaan lain dari mineral ini adalah memiliki skala kekerasan tertinggi diantara mineral dan batuan di bumi. Tidak mengherankan jika mineral intan, merupakan batu mulia yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Mula Jadi

Pembentukan intan di alam,  terkait dari kristalisasi fluida kaya kandungan karbon di bawah pengaruh temperatur dan tekanan tinggi.  Kristalisasi intan dapat terwujud pada temperatur 1000 -1200°C dan tekanan 50 kilobars, Keadaan temperatur dan tekanan tinggi tersebut, hanya dapat terbentuk pada bagian bumi yang cukup dalam. Ahli geologi meyakini, intan dapat terbentuk pada kedalaman lebih dari 150 km, dan terdapat bukti – bukti empiric yang menyatakan berada pada kedalaman 670 km.Konsentrasi endapan batuan intan yang cukup ekonomis untuk di tambang, seringkali berada pada batuan kerak benua berumur tua (Cratons) lebih dari 2 miliar tahun. Intan juga dapat ditemukan pada batuan vulkanik muda berupa Kimberlit dan Lamproite.  Intrusi magmatis menerobos Cratons, memungkinkan material intan terbawa oleh magma  dan larutan hidrotermal naik menuju permukaan. Kekar, conduit dan bagian lemah lainnya menjadi media  dan area cebakan intan. Proses erupsi seringkali melontarkan intan ke permukaan menghasilkan endapan intan bercampur dengan material vulkanik . Pasca erupsi dapat terbentuk endapan kimberlite pada conduit, yang menjadi alur naiknya magma saat proses erupsi. Pipa – pipa conduit akan terisi oleh magma yang mengalami pendinginan, dan menjadi alur primer pembentukan deposit intan. Proses pembentukan intan pada kondisi temperatur dan tekanan (Kedalaman kurang dari 150 km)  seperti tersebut di atas, cenderung akan menghasilkan intan dengan kualitas rendah.

Endapan sekunder dari intan dapat terbentuk, ketika endapan – endapan primer mengalami pelapukan dan tererosi. Proses erosi dan transfortasi, dapat menghasilkan cebakan intan pada batuan sedimen; batupasir, konglomerat dan batuan sedimen lainnya Afrika Selatan merupakan Negara terbesar penghasil intan, dimana terdapat banya lokasi yang ditemukan endapan intan.  Keistimewaan banyaknya lokasi cebakan tersebut akan terkait dengan proses geologi seperti dipaparkan di atas. Sebaran lokasi tambang dapat menjadi dasar kajian terkait dengan syarat geologi, keadaan T dan P yang menyebabkan tidak semua belahan dunia menghasilkan endapan intan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar