Intan merupakan gems utama, yang tersusun oleh senyawa karbon. Selain intan, terdapat ragam batu mulia yang dapat ditemukan di alam. Dengan kandungan mineral penyusun beragam, dapat dihasilkan banyak warna dari batuan mulia yang terbentuk. Faktor proses pembentukan dengan syarat geologi dan geotermodinamika yang lebih rendah dibandingkan intan, memungkinkan banyak ditemukan endapan batu mulia di tanah air.
GEOLOGI
Mula jadi batu mulia berasosiasi dengan system pembentukan batuan beku dan proses metamorf pada pembentukan primer dan proses sedimentasi pada proses sekunder.
a. Proses diferensiasi magma
Proses diferensiasi magma berkaitan erat dengan proses pembentukan batuan beku. Saat magma menuju permukaan, terdapat bagian yang mencapai permukaan membentuk lelehan lava. Bagian lainnya membeku di bawah permukaan menghasilkan batuan pluton. Saat mengalami penurunan temperatur dan magma mulai mendingin, mineral mengalami kristalisasi dan mengendapkan Kristal berat di bagian bawah.Saat tingkat kristalisasi akhir, sisa magma menjadi lebih encer karena zat yang mudah menguap (gas dan uap panas) menjadi lebih banyak. Magma encer memiliki mobilitas dan mengisi kekar, rekahan dan celah – celah batuan yang sudah terbentuk sebelumnya menghasilkan pegmatite dan urat – urat. Dari uraian tersebut, proses diferensiasi magma dapat membentuk ragam endapan mineral, diantaranya batu mulia.Terbentuknya batu mulia sangat dipengaruhi oleh larutan hidrotermal kaya silikat, ataupun batuan silikat yang terkena kontak temperatur, tekanan atau keduanya, menghasilkan impuritas silikat dengan mineral lain sebagai agen penghasil warna. Batuan mulia juga dapat terbentuk melibatkan mineral non silikat. Beberapa contoh batuan mulia yang dapat dihasilkan;
• Batu mulia bertemperatur tinggi, seperti; safir, rubi, peridotit, garnet, zircon dll. Diantara penampakan warna dari zircon dan garnet diperlihatkan pada Gambar dibawah ini
Proses diferensiasi magma berkaitan erat dengan proses pembentukan batuan beku. Saat magma menuju permukaan, terdapat bagian yang mencapai permukaan membentuk lelehan lava. Bagian lainnya membeku di bawah permukaan menghasilkan batuan pluton. Saat mengalami penurunan temperatur dan magma mulai mendingin, mineral mengalami kristalisasi dan mengendapkan Kristal berat di bagian bawah.Saat tingkat kristalisasi akhir, sisa magma menjadi lebih encer karena zat yang mudah menguap (gas dan uap panas) menjadi lebih banyak. Magma encer memiliki mobilitas dan mengisi kekar, rekahan dan celah – celah batuan yang sudah terbentuk sebelumnya menghasilkan pegmatite dan urat – urat. Dari uraian tersebut, proses diferensiasi magma dapat membentuk ragam endapan mineral, diantaranya batu mulia.Terbentuknya batu mulia sangat dipengaruhi oleh larutan hidrotermal kaya silikat, ataupun batuan silikat yang terkena kontak temperatur, tekanan atau keduanya, menghasilkan impuritas silikat dengan mineral lain sebagai agen penghasil warna. Batuan mulia juga dapat terbentuk melibatkan mineral non silikat. Beberapa contoh batuan mulia yang dapat dihasilkan;
• Batu mulia bertemperatur tinggi, seperti; safir, rubi, peridotit, garnet, zircon dll. Diantara penampakan warna dari zircon dan garnet diperlihatkan pada Gambar dibawah ini
• Batu mulia pegmatite, seperti; beril, krisoberil, safir, rubi, topas, turmalin dll. Penampakan turmalin dan topas diperlihatkan pada Gambar di bawah ini
• Batu mulia bertemperatur rendah seperti; kalsedon, agate (akik), opal dll. Penampakan batuan kalsedon dan opal diperlihatkan pada Gambar di bawah ini
b. Proses metamorfosa
Material dan cairan panas, dan gas/uap yang terkandung pada magma dapat menyebabkan pembentukan mineral baru saat batuan lain mengalami kontak dengan magma. Proses tektonik menghasilkan tekanan besar, dan mampu menyebabkan foliasi dan remineralisasi. Terdapat tiga jenis metamorfosa yang tergantung dari keadaan yang mendominasinya, diantaranya;
b.1. Metamorfosa kontak atau termal
Proses metamorf dominan dipengaruhi oleh factor temperatur. Perubahan mineral dapat terjadi ketika massa batuan intrusi bertemperatur tinggi menerobos batuan lain. Jika terdapat mineral – mineral dengan warna terang pada batuan yang diterobos, meleleh dan terjadi pencampuran dengan agen pewarna, lambut laun mendingin dan terperangkap pada matriks batuan. Turmalin merupakan salah satu batu mulia yang dapat dihasilkan melalui proses kontak.
b.2. Metamorfosa dislokasi
Proses metamorfosa dislokasi terjadi pada kondisi temperatur rendah, dan factor dominan adalah tekanan tinggi dari gaya tektonik. Bidang kontak patahan merupakan area terjadinya proses perubahan mineral.
b.2. Metamorfosa dislokasi
Merupakan metomorfosa yang disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisme ini bekerja dari volume per volume dalam skala kecil maupun besar. Secara keseluruhan komposisi batuan dapat berubah, dan kadang – kadang terjadi penggantian sempurna terhadap satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal.
c. Proses Sedimentasi
Endapan batuan mulia dapat terbentuk pada material alluvial dan merupakan endapan sekunder. Proses endapan dapat dihasilkan ketika batuan beku dan batuan metamorf dengan terkandung batu mulia di dalamnya, muncul di permukaan dan mengalami pelapukan. Hancuran yang terjadi, kemudian terbawa oleh air atau media lainnya menuju anak sungai, sungai besar, danau ataupun daerah rendahan lainnya.
Material dan cairan panas, dan gas/uap yang terkandung pada magma dapat menyebabkan pembentukan mineral baru saat batuan lain mengalami kontak dengan magma. Proses tektonik menghasilkan tekanan besar, dan mampu menyebabkan foliasi dan remineralisasi. Terdapat tiga jenis metamorfosa yang tergantung dari keadaan yang mendominasinya, diantaranya;
b.1. Metamorfosa kontak atau termal
Proses metamorf dominan dipengaruhi oleh factor temperatur. Perubahan mineral dapat terjadi ketika massa batuan intrusi bertemperatur tinggi menerobos batuan lain. Jika terdapat mineral – mineral dengan warna terang pada batuan yang diterobos, meleleh dan terjadi pencampuran dengan agen pewarna, lambut laun mendingin dan terperangkap pada matriks batuan. Turmalin merupakan salah satu batu mulia yang dapat dihasilkan melalui proses kontak.
b.2. Metamorfosa dislokasi
Proses metamorfosa dislokasi terjadi pada kondisi temperatur rendah, dan factor dominan adalah tekanan tinggi dari gaya tektonik. Bidang kontak patahan merupakan area terjadinya proses perubahan mineral.
b.2. Metamorfosa dislokasi
Merupakan metomorfosa yang disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisme ini bekerja dari volume per volume dalam skala kecil maupun besar. Secara keseluruhan komposisi batuan dapat berubah, dan kadang – kadang terjadi penggantian sempurna terhadap satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal.
c. Proses Sedimentasi
Endapan batuan mulia dapat terbentuk pada material alluvial dan merupakan endapan sekunder. Proses endapan dapat dihasilkan ketika batuan beku dan batuan metamorf dengan terkandung batu mulia di dalamnya, muncul di permukaan dan mengalami pelapukan. Hancuran yang terjadi, kemudian terbawa oleh air atau media lainnya menuju anak sungai, sungai besar, danau ataupun daerah rendahan lainnya.
Pemanfaatan
Keindahan warna yang dihasilkan, menjadi daya tarik sebagai perhiasan. Penggunaan terbesar dari batu mulia adalah sebagai perhiasan dan seni, juga dimanfaatkan bahan dekorasi dinding, kitchen set, dan asesoris lainnya seperti diperlihatkan pada Gambar di bawah ini
Keindahan warna yang dihasilkan, menjadi daya tarik sebagai perhiasan. Penggunaan terbesar dari batu mulia adalah sebagai perhiasan dan seni, juga dimanfaatkan bahan dekorasi dinding, kitchen set, dan asesoris lainnya seperti diperlihatkan pada Gambar di bawah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar