Batu
bara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur
utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan
organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat
ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis unsur memberikan rumus formula empiris
seperti C137H97O9NS
untuk bituminus dan C240H90O4NS
untuk antrasit .Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan
hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon,
kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara
yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang
ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada
Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung
terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi
lain.Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai
berikut:
· Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga
Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode
ini.
· Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon
Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode
ini.
· Pteridofita, umur Devon Atas hingga
Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan
Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora
dan tumbuh di iklim hangat.
· Gimnospermae, kurun waktu mulai dari
Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus
dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis
Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama
batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
· Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas
hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina
dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum,
kurang dapat terawetkan.
Proses
perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan
istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang
terjadi, yakni:
· Tahap
Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga
lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
· Tahap
Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus
dan akhirnya antrasit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar